Glenmore, 08 September 2024 – Program studi Tadris Bahasa Inggris (TBIG) Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung Banyuwangi. Telah mengadakan pembelajaran baca cepat
kitab kuning dengan metode IHFAD, Bersama 32 siswa/i kelas 9 A dari MTs N 6
Banyuwangi sebagai program unggulan dari pihak sekolah yang bertempat Di
Yayasan Qur’an As – Salam selama 2 minggu. Pada hari senin – minggu, (09 –
22/09/2024). Acara ini menghadirkan 3 tutor mahasiswa/i dari TBIG UIMSYA,
sebagai pendidik selama proses pembelajaran dan diketua i oleh Aulia Dwi
Masruroh dari TBIG 22.
Acara ini di selenggarakan dengan tujuan,
supaya anak – anak dari kelas 9 A ini bisa mempelajari kitab kuning dengan
cepat. yang biasanya ditempuh dengan waktu sekitar 12 tahun, tetapi hanya
dengan waktu 2 minggu mereka bisa menempuhnya. Hal itu di karenakan dari pihak
sekolah yang menginginkan murid – murid dari MTs N 6 Banyuwangi ini bukan hanya
mahir dalam membaca al – qur’an tetapi juga mahir dalam membaca kitab khususnya
kitab kuning yang gundul (tanpa adanya harokat).
Pada kegiatan ini, adanya para guru yang memberikan
sambutan dalam pembukaan acara maupun penutupunnya. Salah satunya dari pihak
kepala sekolah MTs N 6 Banyuwangi Bpk. Kholiq Masduki, S. Pd., M. Si. Yang
mengatakan bahwa “ilmu itu untuk didapat bukan diraih maka dari itu, carilah
ilmu sebanyak – banyaknya. Ya termasuk baca kitab kuning ini!”. Tidak luput
juga sambutan dari Ustad. Farizatur Rakhim pengasuh dari yayasan Qur’an As –
Salam “Semua yang mondok diyayasan ini entah siapapun itu, ustad selalu
menganggap sebagai anak – anak ustad” tutur beliau.
Kita bisa tarik kesimpulan, bahwasannya dalam
proses pembelajaran pasti banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil. Salah
satunya mondok kilat selama 2 minggu yang semula siswa/i ini tidak terbiasa
dengan mengantri, sholat jama’ah 5 waktu, mengaji kitab kuning, dll. kini
mereka merasakan bagaimana kebiasaan – kebiasaan yang asing dilakukan dirumah, diterapkan
dalam kehidupan sehari – hari. Bukan hanya itu, setiap pertemuan pasti ada juga
perpisahan, dalam perpisahan ini banyak yang menyambut haru tangis dari para
siswi yang tidak merelakan kita untuk pulang. Oleh karena itu biarlah waktu
terlewat tetapi kenangan kan tetap ada.